Kemenangan Jokowi-Ahok disebut-sebut sebagai kemenangan
rakyat kecil atas rezim kekuasaan yang menindas. Jika menilik kiprah Fauzi Bowo rasanya memang
tak terlalu salah untuk mengklaim demikian. Gaya hidup yang dicitrakan berbagai
media massa mainstreampun memperlihatkan kesederhanaan dan kebersahajaan.
Sampai-sampai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan Jokowi
berusaha meneladani kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab. Demikian isi
blackberry messenger, Jumat (21/09).
Berikut keteladanan Umar bin Khatthab, seperti dilansir
merdeka.com, yang berusaha dikuti Jokowi:
1. Umar bin Khattab mengunjungi rakyat di pasar dan
rumah-rumah mereka secara langsung, bukan diwakili, begitu juga Jokowi.
2. Saat mengunjungi rakyat, Umar bin Khattab tidak
membawa orang untuk mengawalnya karena alasan keamanan disebabkan rasa takut.
Begitu juga dengan Jokowi, karena dengan keadilannya memimpin, rakyat mencintai
bukan membenci.
3. Umar bin Khattab pernah melakukan perjalanan dengan
pembantunya, dengan 1 unta yang ditunggangi bergantian. Saat giliran
pembantunya naik unta, mereka tiba di kota tujuan, dan orang menyangka
pembantunya adalah Khalifah. Sama dengan Jokowi yang punya ajudan yang orang
sangka dia yang jadi Wali kota, bukan Jokowi.
4. Umar bin Khattab biasa memakan makanan/menu yang
dimakan oleh rakyat miskin, Jokowi biasa makan di warteg apa adanya.
5. Umar bin Khattab biasa dikelilingi orang miskin hingga
berdempetan mereka dalam duduk, Jokowi biasa berdesakan dengan rakyat dalam
transportasi yang penuh sesak. Kalau pejabat yang lain mana berani, di lingkar
pertama selalu pengawal dan orang-orangnya, bukan rakyat.
6. Umar bin Khattab sebagai khalifah disediakan gaji dari
Baitul Maal, tapi tidak mengambilnya. Jokowi juga begitu.
7. Umar bin Khatab memegang jabatan Khalifah bukan karena
keinginan pribadi, tapi karena diajukan oleh orang lain, Jokowi maju jadi cagub
juga bukan karena ambisi pribadi mencalonkan diri, tapi karena diajukan oleh
orang lain.
Tentu sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab sudah
ratusan tahun menjadi kerinduan yang sangat mendalam bagi umat Islam dan bangsa
Indonesia. Ketakwaannya, ketegasannya, keberaniannya sekaligus kepahlawanannya
tak bisa diragukan. Dialah sahabat Nabi yang mulia, yang dijanjikan masuk surga
tanpa hisab.
Maka, agak lucu rasanya jika penyamaan Jokowi dengan Umar
ini dipaksakan. Sangatlah tidak sebanding Jokowi dengan Umar.
“Tapi kan setidaknya sebagian sifatnya ada pada Jokowi?”
Iya, secara kasat mata benar begitu. Namun secara kasat mata pula banyak
perbedaan di antara mereka. Di antaranya bahwa ketauhidan Umar sangat
dijaganya, sementara Jokowi malah berbuat kemusyrikan dengan ngalap berkah
melalui acara mandi kembang yang dibuatnya, ngalap berkah untuk Mobil Esemka.
Maka ini perkara besar yang tidak bisa main-main bagi umat Islam.
Selain itu, Umar bin Khattab radhiyallahuanhu adalah
seorang ahli ibadah. Dia selalu shalat berjamaah lima waktu di masjid.
Menegakkan pula amalan-amalan sunnah. Qiyamullailnya panjang. Menghafal
Al-Qur’an. Bahkan ia selalu menangis ketika mendengarkan lantunan ayat suci
Al-Qur’an dibacakan. Sedangkan Jokowi? Malahan sebuah berita di media mengabarkan
dia tidak lancar dalam membasuh anggota wudhu’.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk memadamkan harapan
warga Jakarta untuk perubahan. Tapi ini hanya sebagai pengingat saja. Supaya ia
memimpin dengan amanah. Supaya ia menjamin keharmonisan tanpa ada penistaan.
Supaya ia melaksanakan janji-janjinya.
Supaya ia benar-benar bisa meneladani Umar mulai dari meluruskan
tauhidnya, memantapkan ibadahnya dan menjadi negarawan sejati yang menjadi
khalifah di muka bumi.
Pasca diumumkan menang Quick-Count lalu, setidaknya ia
berjanji untuk lebih banyak di lapangan, di kantor hanya 1 jam,serta blusukan
ke daerah kumuh, tidak main proyek, tidak pakai voorijder, dalam 100 hari
kerja, kartu pintar dan kartu sehat terbit, birokrasi dengan mental melayani
dalam waktu 3 bulan dan komitmen 5 tahun memimpin Jakarta. Ini janji keren dan
lebih keren lagi kalau ditepati. Sebab jika ia khianat maka ia siap untuk
menjadi Foke berikutnya yang dimusuhi koalisi rakyat.
Namun, belakangan ini ada figur yang menarik dalam
sejarah kepemimpinan di dunia. Ya, Dialah Mursi. Seorang doktor yang bukan
honoris causa. Presiden pilihan rakyat Mesir hasil revolusi yang menumbangkan
diktator Mubarak. Gaya hidupnya juga merakyat. Dahsyat. Seperti pernah
diberitakan oleh Kompas bagaimana kesahajaan beliau dan keluarga meski sudah
jadi orang nomor satu di negerinya.
Di awal era kepemimpinannya ia meluncurkan
program-program perubahan. Yang unik, salah satu program mursi di tahun pertama
ini adalah menubah image Mesir dari negara kotor penuh sampah menjadi negeri
yang bersih. “WATHAN NAZHIF” (وطن
نظيف) atau “Negeriku
Bersih”, itulah program 100 hari pertama yang dipropagandakan oleh Mursi kepada
seluruh rakyat Mesir guna mewujudkan visinya tersebut.
Di samping itu, sejumlah prestasi sudah dikerjakan Mursi
pada 100 hari kepemimpinannya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Minggu pertama, Moursi membebaskan wartawati Mesir
yang ditahan di Sudan dan menjemputnya dengan pesawat kepresidenan.
2. Pemecatan 70 Jenderal dan Kudeta dengan Cinta pada
Marsekal Thantawi dan Anan, Panglima dan wakil Panglima militer.
3. Penghapusan hutang 40.000 petani yang memiliki hutang
di bawah 10.000 pounds (30 Juta) yang di masa Mubarak ditangkapi dan
dijebloskan ke Penjara.
4. Investasi 270 Milyar dollar yang ditanam di Mesir,
hanya dalam 1 bulan Moursi berkuasa.
5. Selama 100 hari ini, Moursi tidak menerima gaji selama
menjadi Presiden.
6. Moursi mengembalikan izzah Mesir dengan menguasai
gurun Sinai yang di masa Mobarak, 70 % lalulintas udara dan darat dikuasai
Israel.
7. Moursi melakukan politik smart and cool dalam bersikap
kepada Amerika dan Israel. Hingga PM Israel mengatakan, “Sikap Moursi jauh
lebih berbahaya daripada Nuklirnya Iran”. Bahkan Obama menilai, “Hubungan AS
dengan Mesir bukan hubungan sahabat bukan pula musuh.”
8. Penjualan khmar dilarang, dan itu tidak mengganggu
pariwisata Mesir.
9. Penampilan di pantai dibatasi, hari Jumat diliburkan,
dan turis wanita dan pria dipisahkan.
10. Militer Mesir memang the real power, tapi semua di
bawah komando Panglima Tertinggi. Pada 2 bulan Moursi berkuasa, 2 kapal selam
tercanggih Jermah berhasil didatangkan walau diprotes keras ISrael.
11. Kanal Suez diperlebar dan diperdalam, dan sekarang
dikontrol sepenuhnya oleh Mesir setelah direktur Kanal Suez diganti yang
sebelumnya didikte Barat.
12. PM Hiysam Qandil setiap Shubuh memeriksa pabrik roti
dan turun ke bawah, atas intruksi Presiden Moursi hal yang hanya terjadi di
masa Kenabian dan Khulafaur-Rasyidin.
13. Moursi mempelopori pemisahan kepentingan antara
kepentingan pribadi+keluarga+partai dengan kepentingan negara. Saat diundang
Raja Saudi, keluarga Moursi dengan uang pribadinya menggunakan pesawat Egypt
Air tidak menggunakan pesawat kepresidenan.
14. Moursi adalah Presiden pertama dunia yang dengan
tegas dan berani menekankan cinta Nabi dan cinta para sahabat di hadapan
Khomanei dan pemimpin Syiah di Iran.
15. Jika patokannya adalah mengutip ayat Al-Qur’an dan
Hadits, maka Moursi adalah Presiden pertama yang mengutip ayat-ayat AL-Quran
dan Hadits di depan Sidang Umum PBB bulan lalu.
16. Jika patokannya adalah masalah protokoler, maka
Moursi adalah Presiden yang membiarkan jalanan tetap lalu lalang saat ia
melintas dan membiarkan masjid terbuka saat ia shalat.
17. Di Mesir, masjid saat ini dibuka 24 jam untuk
kepentingan jamaah setelah di Era Mobarak, masjid-masjid di Mesir ditutup 1 jam
setelah shalat wajib.
18. Di tataran regional, Moursi menggalang aliansi dengan
Turki. Dalam benak kedua pemimpin ini, kehancuran Israel hanya tinggal waktu
dan itu didahului dengan perubahan rezim-rezim antek2 AS baik di Teluk maupun
di negara-negara TIMTENG lainnya.
19. Untuk masalah Palestina, tidak ada pemimpin yang
nyata-nyata mendukung perjuangan perlawanan selain Moursi. Perbatasan dibuka,
hanya dalam 1 minggu Moursi berkuasa dan kemarin dengan Qatar sukses membantuk
Zona Ekonomi untuk membangun kembali Gaza.
Masih banyak keberhasilan Mursi lainnya. Tak salah jika
rakyat Mesir puas pada kepemimpinannya. Rakyat Mesir makin cinta kepada
presidennya yang kata Ismail Haniyya punya kisah mirip Nabi Yusuf AS. ini
-sama-sama pernah di penjara baru jadi penguasa istana-. Pusat Riset Opini
Publik (Bashira) mengadakan jajak pendapat kedua terhadap kinerja presiden
Mursi setelah 80 hari masa jabtannya. Hasilnya, publik yang puas terhadap
kinerja Mursi sebanyak 79%. Sisanya yang tidak puas 13%, dan 8% menyatakan
ragu-ragu. Dukungan ini sudah melebihi raihan suaranya di Pemilu kemarin.
Dari fakta-fakta ini, sejauh ini Mursi adalah salah satu
model pemimpin paling ideal untuk diteladani.(bagaimana kesahajaannya bisa
dibaca di
http://internasional.kompas.com/read/2012/06/28/08083211/Harihari.Presiden.Terpilih.Muhammad.Mursi
)
Harapan saya, Jokowi bisa melihat contoh Mursi juga Umar
bin Khattab dan meneladani mereka di semua bidang. Kalau ini dilakukan Jokowi,
subhanallah, rasanya saya ikhlas kalau beliau tidak harus lima tahun memimpin
Jakarta untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan mungkin aktivis
“radikal” Hizbut Tahrir-pun akan mendukungnya untuk jadi pemimpin di institusi
Khilafah-nya.
*http://politik.kompasiana.com/2012/10/05/antara-jokowi-umar-dan-mursi/
0 komentar:
Posting Komentar